Fraktur Collom Femur - Austin-Moore Prosthesis


FRAKTUR COLLUM FEMUR DENGAN AUSTIN-MOORE PROSTHESIS


Fraktur Colum Femur

Collum Femur adalah tempat yang paling sering terkena pada manula sebagian besar adalah wanita berusia 60 Th keatas dan kaitannya dengan osteoporosis demikian nyata sehingga insidensi fraktur columna femur digunakan sebagai ukuran osteoporosis yang berkaitan dengan umur dalam pengkajian dalam kependudukan. Namun hal ini bukan semata – mata akibat penuaan, fraktur cenderung cendrung terjadi pada penderita osteopenia diatas rata – rata, banyak diantaranya mengalami kelainan yang menyebabkan kehilangan dan kelemahan jaringan tulang misalnya osteomalacia, diabetes militus, stroke, alkoholisme, dan penyakit kronis lain.

Mekanisme cidera

Cidera sering terjadi akibat jatuh (atau pukulan) pada trohanter mayor. Atau kaki wanita manula tersandung karpet dan pinggulnya terpuntir kearah ekstensi rotasi. Beberapa pasien mempunyai riwayat terkena fraktur compresi colum femur dimasa lalu.
Sekali mengalami fraktur, caput dan colum bergeser kestadium yang semakin berat (Garden, 1961). Stadium I adalah fraktur yang tak sepenuhnya terinfeksi. Stadium II adalah fraktur lengkap tapi tidak bergeser. Stadium III adalah fraktur lengkap dengan pergeseran sedang. Dan Stadium IV adalah fraktur berubah dengan cepat menjadi stadium IV.

Patologi

Caput femoris mendapat persendiaan darah dari tiga sumber pembuluh intermedula pada colum femur. Pembuluh cervical asendens pada retikulum capsular, dan pembuluh darah pada ligamentum capitis femoris. Pasokan intramedula selalu tergantung oleh fraktur, pembuluh retinakular juga dapat robek, kalau terdapat banyak pergeseran. Pada manula pasokan yang tersisa dalam ligamentum teres sangat kecil dan, pada 20% kasus tidak ada. Itulah yang menyebabkan tingginya insidensi cecrosis avaskuler pada fraktur colum femur yang disertai dislokasi.
Fraktur transcervical, menurut definisi, bersifat intracapsular. Fraktur ini penyembuhannya buruk karena robekan pembuluh capsul, cidera itu melenyapkanpersendian darah utama pada caput, tulang intraarticular hanya mempunyai periosteum yang tipis dan tak ada kontak dengan jaringan lunak yang dapat membantu pembentukan callus, dan cairan sinovial mencegah pembentukan hematome akibat fraktur itu. Karena itu ketetapan aposisi dan infaksi fragmen tulang menjadi lebih penting dari biasanya. Terdapat bukti bahwa aspirasi hemartrosis dapat meningkatkan aliran darah dalam caput femoris dengan mengurangi temponade (Harper, Barnes and Gregg, 1991).

Gambaran Klinis

Biasanya terdapat riwayat jatuh, yang diikuti nyeri pinggul. Tungkai pasien terletak pada posisi eksternal rotasi dan kaki tampak pendek. Tetapi, hati-hati, tidak semua fraktur pinggul sedemikian jelas. Pada fraktur yang terinpaksi pasien mungkin masih dapat berjalan, dan pasien yang sangat lemah atau cacat mental tidak mengeluh sekali pun mengalami fraktur bilateral.

Soliusi

Untuk yang mengalami penyakit ini anda dapat langsung berkonsultasi dengan Rumah Sakit Orthopaedi Purwokerto. untuk mendapatkan pengobatan untuk kesembuhan anda.
Share on Google Plus

About RSOP

0 komentar:

Post a Comment