Permasalahan Pada Tendon

     Tendon Achilles adalah serabut otot betis (calf) yang melekat pada tulang tumit (calcaneus) yang berfungsi sebagai penggerak sendi pergelangan kaki. Mekanisme sobeknya otot-tendon sering dihubungkan dengan overstretching, seringnya melakukan gerakan cepat (explosive), & kerja otot yang lemah.  Selain dari kurangnya fleksibilitas otot-tendon, menurunnya kekuatan & daya tahan otot juga menjadi faktor penyebab sobeknya otot-tendon. Penyebab tersebut terkait dengan faktor eksternal dan internal dari resiko cedera.

     Jika anda mengalami hal seperti ini segera konsultasikan dengan Rumah Sakit Orthopaedi Purwokerto supaya anda langsung mendapatkan pelayanan.
Ada tiga derajat sobeknya tendon Achilles yang dapat kita ketahui sebagai berikut:

     Penanganan pertama yang bisa diberikan adalah dengan imobilisasi pemberian taping, bandage, atau gips dengan posisi pergelangan kaki lurus ke bawah (plantar fleksi). Untuk membantu berjalan bisa menggunakan crutches.

     Proses rehabilitasi baik setelah kejadian atau operasi, memerlukan waktu berbulan-bulan. Hal tersebut dibutuhkan oleh tubuh sang atlit sendiri, terutama pada tendon achilles untuk dapat beradaptasi dengan aktifitas fungsional. Adaptasi itu sendiri terdiri dari masa inflamasi/peradangan, perbaikan jaringan tendon post operasi, dan pembetukan kembali jaringan (kematangan) yang rusak terhadap aktifitas olahraga.
 

Kunci dari keberhasilan program rehabilitasi perbaikan tendon Achilles haruslah sesuai dengan harapan sebagai berikut:
1.    Mengontrol Bengkak : satu hari setelah operasi hingga 2 minggu kedepan bengkak haruslah berkurang. Hal tersebut terkait dengan proses inflamasi dan luka pada tendon.

2.    Memproteksi Achilles : selama proses pemulihan inflamasi berlangsung, pergelangan kaki akan diproteksi menggunakan gips atau brace khusus, agar tidak mengulur tendon yang sudah diperbaiki. Selain itu tidak boleh menumpu terlebih dahulu. Latihan yang bisa diberikan adalah mobilisasi sendi lutut dan re-kondisi kekuatan anggota gerak atas serta core muscle pada posisi duduk atau tidur terlentang.

3.    Berjalan tidak menumpu penuh : kira-kira minggu ke 4,jika masa inflamasi sudah mulai pulih, dapat berlatih berjalan tanpa tumit menumpu dengan lantai. Pada brace biasa diberikan ganjalan berupa karet pada bagian tumit. Latihan ini tetap menggunakan crutches.

4.    Melakukan latihan fungsional : Pada bulan ke 3, bisa diberikan latihan untuk mobilisasi pergelangan kaki dan melatih gerakan anggota gerak bawah seperti berjalan, keseimbangan, dan koordinasi. Latihan ini ditujukan untuk mengurangi resiko kompensasi yang akan terjadi seperti cedera ulang.

5.    Sport Specific Training : setelah atlit dapat melakukan gerakan fungsional, tiba saat waktunya atlit melatih kardiovaskularnya, kekuatannya, kecekatannya (agility), dan aktifitas olahraganya. Latihan ini untuk mempersiapkan atlit untuk dapat bertanding kembali di lapangan.

Keputusan fisioterapis mengizinkan atlit untuk kembali bertanding tergantung dari hasil akhir tes yang diberikan. Tes tersebut seperti Hop Test, Strength Test, Functional Movement Screening, dan tes lainnya terkait dengan cedera yang dialaminya. Selain itu, atlit tersebut haruslah sudah memiliki mental dan keyakinan yang kuat untuk dapat kembali bertanding.

Pustaka
Andrews, J.R. Harrelson, G.L. Wilk, K.E. 2012 Physical rehabilitation of the injured athlete 4th. Philadelphia. Elsevier. Hal.91-92.
Bell, S. 2013. How Kobe’s recovery could play out. Amerika. ESPNBlog.
Weatherall, J.M. Mroczek, K. Tejwani, N. 2010. Acute achilles tendon ruptures. New York. Orthopedics doi: 10.3928/01477447-20100826-21.

Sumber :
http://rsop.co.id/ 
https://arafisio.wordpress.com/2013/04/17/belajar-dari-sobeknya-tendon-achilles-kobe-bryant/

Share on Google Plus

About RSOP

0 komentar:

Post a Comment